Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang mempunyai potensi menimbulkan kerusakan ekonomis atau gangguan pada tanaman padi/palawija terpilih, termasuk didalamnya adalah hama, penyakit, dan gulma. Tanaman terserang OPT apabila tanaman tersebut menjadi tempat hidup dan berkembangbiaknya OPT, atau tanaman mengalami kerusakan karena OPT, dengan kepadatan populasi OPT atau intensitas kerusakan tanaman tersebut telah menyamai atau melebihi ambang pengendalian yang telah ditetapkan. Yang dimaksud dengan ambang pengendalian adalah batas toleransi intensitas serangan atau kepadatan populasi OPT terendah untuk dilakukan pengendalian. Intensitas serangan OPT yang sama atau lebih besar dari batas toleransi tersebut perlu dikendalikan.
Segitiga penyakit merupakan konsep pemahaman terhadap penyebab penyakit tanaman yang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : 1. Inang (tanaman), 2. Patogen (penyakit), 3. Lingkungan. Ketiga faktor tersebut saling terkait dan berinteraksi dalam menyebabkan suatu penyakit. Jika salah satu faktor tersebut tidak ada, maka penyakit tidak bisa muncul.
Misalnya, tanaman jagung (1. inang) yang mempunyai
ketahanan penyakit bulai, ditanam di daerah endemis bulai (2. patogen) dengan
kondisi lingkungan yang ideal untuk tumbuh berkembangnya bulai (3. lingkungan).
Ketika faktor patogen dan lingkungan mendukung pertumbuhan bulai, ternyata satu
faktor lainnya yaitu inang tanaman tahan terhadap bulai. Maka hasilnya, tanaman
jagung akan tahan dan tidak terserang penyakit. Dengan menggunakan varietas
tahan tersebut ternyata mampu memutus rantai segitiga penyakit.
Contoh lainnya, ketika sebuah varietas cabai yang tidak
tahan virus keriting ditanam di daerah endemis cabai, sedangkan kondisi
lingkungan sekitarnya juga mendukung perkembang penyakit virus tersebut. Namun
ternyata si petani mampu mengendalikan penyakit tersebut dengan teknik budidaya
yang baik dan pengendalian kimia sedemikian rupa, sehingga vektor pembawa
penyakit lenyap. Alhasil penyakit tidak jadi menyerang dan tanaman cabai tetap
sehat.
Dari segitiga ini bisa diambil kesimpulan, bahwa
munculnya penyakit bisa dicegah atau diminimalisir. Salah satu caranya adalah
pemilihan benih unggulan. Benih yang mempunyai ketahanan penyakit
setidaknya bisa memutus rantai penyebab suatu penyakit. Namun demikian,
jika benih yang tahan penyakit belum tersedia, hendaknya pengendalian
penyakit perlu dilakukan secara intensif dan mengkondisikan lingkungan
menjadi tempat yang tidak nyaman untuk perkembangan penyakit.
Konsep Segiempat Penyakit (Disease
Square)
Konsep penyakit pada dasarnya akan lengkap apabila dapat
memberikan penjelasan dan penekanan pada peran faktor lingkungan terhadap
pathogen, inang dan interaksi antara keduanya yang ternyata ada salah satu
faktor yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi ketiga komponen tersebut
yaitu manusia.
Sehingga penyakit sebenarnya merupakan hubungan segi
empat antar faktor pathogen, faktor inang, faktor lingkungan fisik/kimia dan
lingkungan biologi, serta faktor manusia sehingga disebut segi empat.
- Komponen
Komponen segiempat penyakit ini tediri dari 3 komponen
segitiga penyakit yang telah diuraikan di atas ditambah komponen manusia. Di
dalam konsep ini manusia berada diatas karena manusia memiliki akal budi
sehingga mempunyai kemampuan untuk memanipulasi atau mempengaruhi tiga komponen
lainnya, yaitu tanaman inang, pathogen ataupun lingkungan.
Dimana tindakan yang dilakukan manusia dapat menjadi
salah satu faktor pendukung timbulnya suatu penyakit ataupun bahkan mencegah
timbulnya suatu penyakit.
- Interaksi antar komponen
Jadi menurut konsep ini timbulnya suatu penyakit
merupakan penggabungan dan terjadinya interaksi antara empat faktor tersebut,
yaitu :
1.a Patogen berinteraksi dengan inang melalui
proses-proses parasitisme dan pathogenesis, dan sebaliknya inang berinteraksi
dengan pathogen dalam hal penyediaan makanan dan ketahanan
b.Patogen berinteraksi terhadap lingkungan fisik/kimia
dalam pengeluaran racun, pengurasan makanan dan sebaliknya lingkungan
fisik/kimia memberikan tidak hanya fasilitas kelembaban, suhu dan hara, tetapi
juga racun.
c. Antar pathogen juga dapat terjadi interaksi, adapun
interaksi yang terjadi dapat memberikan pengaruh yang sinergis, netral ataupun
antagonis.
Pengaruh sinergisme terjadi pada saat dua atau lebih
pathogen bersama-sama menyerang tanaman, yang terjadi dapat berupa meningkatkan
serangan, misal beberapa fungi busuk akar bersama nematode akan menyebabkan
serangan yang hebat jika bersama-sama, dalam hal ini nematode akan melukai akar
dan luka yang ada digunakan fungi sebagai jalan masuk untuk menginfeksi inang.
Kejadian yang lain dapat berupa pathogen yang satu dapat
mengubah sifat ketahanan inang sehingga dapat diserang oleh pathogen yang lain
misalnya pada tanaman tembakau adanya serangan nematode menyebabkan inang
tersebut dapat terserang oleh Phytophtora parasitica.
2. Lingkungan fisik/kimia berinteraksi dengan tanaman
inang dalam proses penyediaan kondisi tempat tumbuh yang sesuai atau tidak bagi
pertumbuhan inang, timbulnya penyakit abiotik dan pra-disposisi dan sebaliknya
inang berpengaruh terhadap lingkungan fisik/kimia berupa pemberian naungan dan
eksudat serta pengurasan hara dan air.
3. Inang memfasilitasi parasit sekunder dan populasi
lingkungan biologi dan sebaliknya lingkungan biologi dapat menjadi parasit
sekunder serta simbion
4. Patogen berinteraksi dengan lingkungan biologi melalui
parasitisme (alternative) dan sebaliknya lingkungan biologi dapat pula
memparasit pathogen.
5. Lingkungan fisik/kimia memberikan fasilitas suhu,
kelembaban, makanan dan juga racun kepada lingkungan biologi, dan sebaliknya
lingkungan biologi menguras hara serta mengeluarkan antibiotic ke dalam
lingkungan fisik.
6. Manusia mempengaruhi ketiga faktor yang lain baik
secara langsung maupun tidak langsung, misal agar suatu penyakit tidak
menyerang, maka manusia memilih tanaman yang resisten, manusia mampu
memanipulasi ketahanan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, mengusahakan
lingkungan pertanaman agar mengurangi serangan pathogen, melakukan kegiatan
dalam pengelolaan tanaman (pengaturan jarak tanam, pencampuran jenis,
penjarangan).
60, 50, 60, 75, 60, 55, 80, 60, 50, 90, 50, 65, 70, 80, 70,
40, 50, 60, 45, 45, 40, 45, 60, 70, 70, 80, 90, 80, 75, 60, 50, 45, 40, 50, 60,
80, 60, 60, 70, 40, 75, 70, 80, 70, 60, 50, 60, 70, 85, 85, 60, 50, 45, 50, 60,
70, 70, 80, 90, 85, 60, 80, 60, 50, 70, 60, 70, 60, 80, 60, 75, 60, 50, 50, 60,
65.
tentukan banyaknya kelas, panjang interval kelas, batas
kelas atas dan batas kelas bawah, lebar kelas, nilai tengah dan frekuensinya.
0 Komentar