Hati merupakan salah satu organ tubuh manusia yang mempunyai fungsi penting bagi kesehatan tubuh, mulai dari menghancurkan racun di dalam saraf, menghasilkan protein hingga membantu proses pencernaan. Dalam perspektif Islam hati merupakan hal pokok dari segala perilaku manusia, jika hatinya baik maka perilakunya akan baik, akan tetapi apabila hatinya buruk maka akan berakibat buruk terhadap perilaku manusia.
Penyakit hati sering diidentikkan dengan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (al-akhlaq al-mazmumah). Penyakit hati yang pertama diantaranya adalah sikap sombong (Takabur).
Allah SWT sangat membenci sifat ini karena merupakan penyebab kafirnya iblis. Dalam QS. Al-Isra ayat 37 kita diminta untuk menjauhi sifat sombong. "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung," (QS. Al-Isra:37).
Kedua adalah mengagumi diri sendiri (ujub), sifat sombong ada karakter ujub yang merujuk pada kecendrungan mengagumi diri sendiri. Kebiasaan inilah yang menjadi akar rasa sombong di dalam hati seseorang. Rasulullah pernah bersabda; “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri),” (HR. Abdur Razaq).
Ketiga iri dengki (Hasad), tanda utama penyakit ini adalah tidak senang saat melihat orang lain bahagia, sukses, atau mendapat rezeki lebih. Kondisi paling parah adalah ketika kamu berdoa agar kebahagiaan orang lain berpindah padamu. Perlu pahami, iri dengki adalah salah satu penyakit yang bisa menggugurkan pahala. Ucap Rasulullah dalam hadis riwayat Abu Dawud “Waspadalah terhadap hasad, sesungguhnya hasad mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu,” (HR. Abu Dawud).
Keempat suka pamer (riya), sifat ini muncul saat melakukan hal yang baik. Hati-hati, perilaku seperti ini bisa menghilangkan pahala dari amalan kebaikan .Pasalnya, kebiasaan pamer atau riya termasuk penyakit hati dalam Islam yang tidak Allah Swt sukai.
Terakhir kikir (bakhil). Dasar utama dari perilaku ini adalah perasaan bahwa apa yang kamu miliki masih kurang. Akibatnya, kamu tidak mau membagi rezeki kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Padahal harta yang dimiliki sudah lebih dari cukup untuk hidup dengan nyaman. Al-Qur’an surah Al-Imran ayat 180, dijelaskan bahwa mereka yang kikir di hari kiamat kelak harus membawa hartanya dengan mengalungkannya. "Menurut Imam Ibnu Qoyim, ada cara mengatasi penyakit hati yaitu: pertama, membaca Al-Qur’an dan tadabbur (merenungkannya). Kedua, rajin mengosongkan perut (shaum). Ketiga, mendirikan shalat malam (tahajud). Keempat, merendahkan diri di hadapan Allah (dengan do’a dan dzikir). Kelima, bermajelis (bergaul) dengan orang-orang sholeh atau mengikuti kajian-kajian ke Islaman."
0 Komentar